Tuhan Mungkin Lebih Mendengar Jeritan Penderitaan Kami Daripada Negara Ini

Sudah berapa bulan kami merasakan penderitaan ini hingga saat ini asap masih mengepung berbagai sudut kota kami. Baru beberapa hari menghirup udara yang kemudian asap kembali datang dengan kapasitas yang lebih dari sebelumnya. Langit pagi yang cerah tak lagi terlihat di kota ini karena pagi di kota kami tercinta ini terasa seperti sore hari.
Kota kami Riau dianggap sebagai penghasil devisa untuk negara yang lumayan besar selain itu  satu kota lagi sebagai penghasil devisa negara setelah kami terletak di Pulau Kalimantan yang dimana pulau tersebut mengalami nasib yang tidak jauh berbeda dari kota kami. Dengan asap yang mengepul di kedua daerah tersebut. Memang kami sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini karena dahulu juga pernah terjadi namun tidak seperti sekarang hingga berbulan – bulan seperti ini. Masker hanya sebagai pelindung saja tapi terkadang asap sudah memasuki ke dalam rumah dan sampai berapa masker bisa bertahan untuk melindungi kami dari musibah ini.

Anak – anak yang masih duduk di bangku sekolah terkadang diliburkan ketika asap kembali pekat, ibu – ibu, orang yang sudah lanjut usia dan para balita banyak yang terkena ispa bahkan ada yang sampai meninggal dunia. Bagaimana anak – anak bisa mendapatkan pendidikan yang baik kalau masalah ini tidak dapat diselesaikan dengan tuntas.

Data yang ada dan telah di publish itu ada sekitar 18 perusahaan pembakar lahan di Riau tp sampai skrg masih dalam tahap penyelidikan. Sampai kapan diselidiki?apakah sampai masyarakat semua masuk rumah sakit?dalam daftar tersebut tidak ada perusahaan yang begitu besar apakah dia tidak termasuk? sementara perusahaan tersebut akan digugat oleh kekuasaan tertinggi di negara ini. Tolong jawab pertanyaan masyarakat kami ini agar kami pun lega walaupun kami masih tersiksa seperti ini.

Ya mungkin Tuhan lebih mendengar jeritan penderitaan kami daripada kami harus menjerit seraya meminta tolong kepada negara kami tercinta ini. Bagi teman – teman yang tidak terkena dampak asap ini tolong do’akan kami supaya diberikan umur panjang dan sehat wal afiat karena kami pun tidak tahu sampai kapan kami akan bisa bertahan dengan keadaaan seperti ini.

Musibah ini terjadi akibat keserakahan kita juga dengan memberikan izin HPH dengan alasan untuk pebuatan HTI untuk mesejahterakan kehidupan masyarakat yang nyata nya malah menghancurkan. Perolehan persetujuan untuk mendapatkan izin tersebut banyak yang menggunakan data fiktif baik dalam proses izin AMDAL, persetujuan masyarakat setempat dan lain sebagainya. Lemahnya pengawasan pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah sangat lemah sehingga memungkinkan semua terjadi. Ini dikarenakan Otonomi Daerah yang dimana daerah memiliki hak untuk melakukan pengelolaan di daerahnya yang membuka semua sudut – sudut dan elemen – elemen untuk berbuat semena – mena dengan daerahnya dengan berdalih untuk kepentingan warga atau masyarakat setempat namun semua itu hanya cerita fiktif. Kondisi masyarakat yang tidak lagi memiliki kekuatan di berbagai sektor tidak seperti yang tertuang di dalam Undang – Undang Dasar 1945 Pasal 1 yang berbunyi “Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.” yang dimana di dalam Pasal ini terlihat jelas posisi rakyat (masyarakat) selaku warga negara terlihat lemah sehingga tidak memiliki kekuatan dan dijelaskan lagi di dalam Pasal 33 yang berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”  pada Pasal ini juga terlihat jelas bahwa negara menguasai semua yang menyangkut hajat hidup orang banyak dimana untuk kemakmuran rakyat namun faktanya tidak terlihat jelas hingga saat ini. Terkadang perusahaan yang menguasai hajat hidup orang banyak terkadang seenaknya saja dan memiliki berbagai alasan apabila masyarakat mulai gerah dengan pelayanan buruk yang diberikannya.

Pemerintahan yang ada tidak terlihat mampu menanggulangi segala permasalahan yang tumpang tindih, tidak hanya pada masyarakat antar lembaga pun terkadang terjadi permasalahan yang sangat kompleks yang mencirikan negara demokrasi. Namun demokrasi yang terlihat hanya demokrasi bagi kepentingan suatu golongan bukan kepentingan warga negara (masyarakat).

Jadi jangan bertanya lagi apa yang sudah kami lakukan untuk negara ini sekarang kami yang bertanya apa yang bisa negara berikan kepada kami?maaf bukan bermaksud lancang dan disini tidak bermaksud menyalahkan siapapun atau pihak manapun tapi kami hanya ingin diluar sana orang – orang mengetahui kalau kami disini masih dalam keadaan sehat wal afiat. Tidak sedikit yang kecewa dengan negara ini bahkan para tokoh – tokoh yang ingin membuat negara ini maju malah disingkirkan dan dianggap tidak berguna. Lantas kemana negara ini akan diarahkan nantinya apabila diantara kita masih saja terjadi persaingan yang tidak begitu sehat.

Sedikit masukan dari kami tinggal segala sesuatu hal yang mungkin tidak perlu dilakukan dan kerjakan segala sesuatu jika itu memang perlu dilakukan dan sifatnya mendesak (urgent) untuk dilakukan jangan sampai negara lain ikut membantu menyelesaikan masalah ini kami malu jika negara kami dianggap tidak becus dalam melayani warga negaranya seperti menyelesaikan permasalah ini. Kami tahu beratnya beban negara ini dengan orang – orang yang isi di dalam kepalanya cuma memikirkan bagaimana untuk hidup yang layak bukan memikirkan bagaimana aspirasi yang telah kami titipkan dan amanatkan padanya.

Sedikit dokumentasi kondisi Pekanbaru - Riau  di salah satu Kabupaten saat ini hari Rabu Tanggal 21 Oktober 2015 Pukul 17.00 Wib





Photo Taken By  Revil Rivan Rayyan Rati

Comments